Banyak masyarakat yang panik, takut dan cemas ketika mendengar informasi virus Corona masuk pertama kali di Indonesia.
Pola hidup seketika itu berubah. Manusia mulai menyadari untuk menerapkan pola hidup sehat: olahraga, jemur panas, cuci tangan, pakai masker, makan makanan sehat, minum vitamin dan tidur teratur.
Selain itu, ada juga dengan serakah membeli masker dalam jumlah banyak bahkan menimbun stok sembako secara berlebihan untuk persediaan di rumah, hanya karena ketakutan dan kecemasan akan bahayanya Covid-19.
Pelbagai ilmuan mulai meneliti obat yang mampu menyebuhkan virus Corona, namun hingga hari ini, obatnya belum ditemukan. Ilmuan lain mengkaji, bagaimana proses virus itu bekerja, bagaimana pola penyebarannya dan potensi virus membunuh manusia.
Namun hingga hari ini, terbukti bahwa virus itu dapat mati dengan sendirinya. (bisa kita lihat dengan data jumlah pasien yang sembuh)
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia mulai mengambil langkah antisipatif terkait penyebaran Covid-19. Jokowi dengan sikap yang tepat mengambil langkah meliburkan sementara anak sekolah, WFH, social distancing dan kemudian berubah menjadi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) meski sudah diminta oleh WHO untuk menerapkan lockdown, namun Jokowi tidak tergiur dengan ajakan WHO karena bisa berdampak besar bagi perekonomian.
Kini, perlahan-lahan kebijakan pun berubah. Dengan sikap yang bijak, bapak Jokowi pun mengajak rakyat Indonesia untuk berdamai dengan Covid-19 bukan berarti menyerah pada virus Corona tapi kita tetap menerapkan protokol kesehatan.
Apa alasannya harus berdamai dengan virus Corona:
1. Hingga hari ini tidak ada obat yang ampuh menyembuhkan virus Corona
2. Terbukti Virus Corona dapat mati dengan sendirinya, walaupun belum ada obatnya
3. Virus Corona bukanlah virus mematikan, terbukti banyak pasien yang sembuh
4. rakyat harus kembali bekerja untuk memastikan ketahanan ekonomi
5. Menyimak pernyataan WHO bahwa virus ini tidak akan hilang maka tidak ada alasan juga bahwa negara dan rakyat harus tunduk pada kecemasan dan ketakutan terus menerus. Indonesia harus bangkit demi melancarkan nadi perekonomian bangsa.
Satu lagi, fakta menarik dari masyarakat kaum +62. Di negara2 lain, sebagian orang kaya membagikan makanan ke warga miskin dengan menaruh makanan di sudut-sudut jalanan tanpa bersentuhan langsung dengan penerima bantuan karena takut tertular. Namun yg unik di Indonesia adalah kalangan dermawan justru secara langsung membagikan bantuan sosial ke masyarakat tanpa takut resiko virus itu tertular ketika bantuan itu diberikan. Dari tindakan ini saja kita bisa pahami bahwa masyarakat Indonesia sudah menyadari bahwa virus ini tidak berbahaya atau mematikan seketika. Yg paling berbahaya adalah kehancuran ekonomi karena akan melahirkan kematian dan kriminalitas.
Oleh karena itu, tidak ada cara lain lagi menunggu kapan virus corona berakhir, karena rakyat sudah jenuh dan bosan dengan keadaan ini, ditambah semakin menurun ekonomi rakyat dan akan semakin memburuk jika dibiarkan. Maka, pilihannya adalah kita harus berdamai dengan Virus Corona, mulailah beraktivitas kembali, dengan riang gembira dan dengan hati yg ceria tanpa kecemasan dan ketakutan.
Penulis : Ianto lily
DPD POSPERA NTT
Comments
Post a Comment