Hari ini (23/5/2020), beberapa media menghebohkan jagat maya dengan pemberitaan banjir yang melanda beberapa desa di Malaka. Derasnya hujan yang terus mengguyur Malaka selama beberapa hari ini mengakibatkan rumah-rumah warga tergenang air, hasil panen terhanyut, hewan peliharaan dan aset milik warga pada umumnya juga terbawa oleh banjir.
Tapi marilah sejenak kita mengkaji dengan akal sehat kita secara komprehensif atas banjir yang melanda Malaka hari ini.
Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai atau danau itu.
Dari definisi di atas, bisa kita artikan bahwa banjir tidak akan lebih besar jika desa dan pemukiman lain tidak di rusaki. Selain itu, banjir lebih meluap karna gundulnya lingkungan hingga mengakibatkan volume air yang lebih tinggi dan meluap ke dataran.
Banjir tidak bisa di prediksi kapan ia datang, karna banjir adalah bencana alam, tapi manusia bisa mengetahui faktor penyebab terjadinya volume air yang lebih tinggi saat banjir yang mengakibatkan kerusakan rumah, dan aset lainnya.
Sungai benenai adalah salah satu sungai alami di Malaka. Sungai ini pernah meluap 20 tahun yang lalu, namun kita belum sadar dan berubah akan hal ini. Kita terlalu apatis dalam melihat lingkungan yang rawan banjir, hinggga terjadi banjir dan menyebabkan kerusakan barulah kita sadar.
Ketika banjir melanda, desa-desa di Malaka yang letaknya di bibir sungai harus kehilangan asetnya.
Misalnya seperti padi yang baru dipanen, hewan peliharaan dan harta benda lainnya. Memang pada kenyataannya perubahaan iklim belum bisa kita prediksi, namun penyebab terjadinya banjir yang melanda sampai pemukiman rumah bisa kita ketahui seperti di atas.
Beberapa penyebab terjadinya banjir pada umumnya sebagai berikut. Pertama, penebangan hutan secara liar, menjadikan lahan resapan air akan sangat berkurang dan dapat menimbulkan bencana seperti banjir ataupun tanah longsor.
Kedua, pemukiman rumah di bantaran kali biasanya kurang tertata. Hal negatif yang dapat timbul akibat hal tersebut adalah dapat membuat pendangkalan sungai karena kebiasaan buang sampah yang dilakukan warga dan dibuang langsung ke sungai.
Ketiga, pengaturan drainase yang diubah tanpa Amdal. Hal tersebut banyak terjadi di daerah perkotaan. Hutan atau rawa seharusnya juga dapat berguna untuk mengatasi banjir. Namun pada realitanya, banyak lahan yang telah dialih fungsi menjadi mall atau gedung-gedung perkantoran.
Pembangunan di daerah terutama kawasan drainase sebaiknya perlu dilakukan agar dapat mencegah terjadinya banjir.
Keempat, salah sistem Kelola Tata Ruang juga seringkali menyebabkan sering terjadinya banjir. Dengan adanya kesalahan tersebut, biasanya air akan sulit menyerap ke dalam tanah dan menyebabkan aliran air menjadi lambat. Sementara pada musim hujan, air yang datang ke daerah tersebut akan lebih banyak volumenya sehingga cepat menyebabkan banjir.(sumber :Merdeka.com/Jatim)
Dari pemberintaan media di atas, hemat penulis dengan beberapa desa yang di landa banjir hari ini, seharusnya sudah cukup buat kita sadar bahwa sudah sepatutnya kita menjaga lingkungan kita sebelum terjadinya banjir.
Satu hal yang harus diperhatikan ketika banjir adalah kebutuhan pokok seperti makan dan minum bagi masyarakat yang terdampak banjir, apalagi di tengah pandemik Covid-19 ini. Masyarakat yang terdampak banjir hari ini sudah banyak kehilangan aset seperti rumah, sawah, hewan peliharaan dan lain-lain. Hal ini membutuhkan atensi khusus dari pemerintah untuk membantu dan mengatasi masalah ini dari akar persoalan.
Selain itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Malaka dalam melakukan pembangunan diharapkan agar tidak terjadi Kolusi, Korupsi dan Nepotisme. Kualitas pembangunan pun harus diperhatikan. Misalnya pembangunan tembok penahan banjir di desa-desa di Malaka sudahkah bebas KKN? Kita berharap stop KKN di Malaka. Stop pencitraan dan fokus tangani banjir mulai dari perkotaan hingga ke desa-desa.
Sebab korupsi juga bagian dari bencana yang akan merusak kesejahteraan masyarakat yang di cita-citakan bersama. Korupsi bagian dari bencana manusia yang sengaja dilakukan demi kepentingan sepihak.
Bencana seperti banjir, kita tahu akibat dari ulah manusia itu sendiri, sama seperti korupsi yang juga merusak cita-cita bersama. Hal ini menurut hemat penulis perlu ditangani dengan bijak agar pemerintah mampu menyelesaikan banjir dengan cara yang maksimal. Juga kasus dugaan korupsi di Malaka harus cepat terselesaikan agar pemerintah fokus pada pembangunan dan penataan kota hingga ke desa-desa, membangun drainase dengan kualitas yang bagus, serta memperhatikan dan menemukan solusi untuk wilayah di bantaran sungai.
Hemat penulis, salah satu cara solutif saat ini untuk mencegah banjir adalah melakukan penghijauam di daerah bantaran kali, wilayah dengan tanah kurang menyerap air. Hal hal itulah yang harus di perhatikan. Kita pasti belum terlambat.
Banjir hari ini sudah membuka mata kita agar berpikir lebih cermat saat membangun kota dan desa.
Sekian dan terima kasih
Penulis : BBI
Comments
Post a Comment