Nuansa Politik Telah Tercium, Anak Muda Pilih Siapa, menjadi opini penulis sebagai satu perspektif ringan untuk di ketahui.
Semoga tulisan ringan ini mampu membuka mata bathin kita dalam menjamu hajatan politik tahun 2020.
Peristiwa politik tahun 2015
Peristiwa politik tahun 2015 menjadi tahun demokrasi pertama untuk kabupaten Malaka. Dimana kala itu, di langsungkan pemilihan kapala daerah dan wakil Kapala Daerah untuk pertama kalinya. Tahun 2015 menjadi satu satunya tahun bersejarah setelah DOB Malaka tahun 2012 pemekaran Malaka dari kabupaten Belu, menjadi Kabupaten otonom yang di perjuangkan dengan basah berkeringat, air dan pengorbanan yang besar. Hingga pada akhirnya perjuangan itu membuahkan hasil, yang saya, kamu, kalian dan mereka kenal, Daerah Otonomi Baru (DOB) Malaka yang hari ini dinikmati oleh saya, kamu, kalian, mereka dan semua kita yang ada di bumi malaka. Dan hari ini nuansa perpolitikan merebut kursi kepemimpinan malaka telah terdengar, tercium dan terlihat baik di media masa maupun di daerah daerah pelosok milik malaka.
Manuver politik
Sudah jelas hari ini, esok dan sebelum di tetapkan silent week untuk kampanye, tim tim pemenangan/kemenangan dari masing masing kandidat/figur mulai melakukan manuver politik dan menunjukan dan berusaha merebut hati rakyat yang sering di tipu dengan taktis dan strategi politiknya. Hal lumrah yang ironis terjadi adalah janji yang sering di umbar kepada rakyat yang hanya tahu dan tunggu jika datang dan pergi jika di jemput (saat kampanye).
Tapi apakah kemudian janji itu di tepati? Apakah janji itu di buktikan? Pilkada tahun 2015 menjadi cerminan untuk konstestasi politik tahun ini (9 Desember 2020) bahwa politik yang seharusnya untuk kemanusiaan,,politik yang seharusnya untuk kebangsaan, malah di jadikan sebagai tameng untuk mencapai ambisi pribadi dari figur yang mungkin akan terpilih.
Kala itu rakyat bertanya tanya dalam hati seiring panasnya kampanye " Harus Pilih Siapa" yang kemudian membawa perubahan bagi tanah terjanji ini? Pertanyaan itu kemudian terjawab.
Kurang lebih 5 tahun roda pemerintahan berjalan muncul lagi banyak pertanyaaan sepele yang terlintas dalam pikiran. Apa yang saya, kamu, kalian dan mereka RASA? Apa yang saya, kamu, kalian dan mereka DAPAT? Pertanyaan pertanyaan sepele itu terjawab dengan melihat pada fakta dan realita hari ini. (jawablah dalam hatiMu)
Tim sukses yang biasa di kenal dalam hal perpolitikan, akan melakukan banyak cara untuk memenangi hati rakyat baik dari kata katanya meski kadang tidak selaras dengan tindakan, tapi itulah cara yang sering terjadi saat pesta politik tiba.
Nuansa Politik Hari Ini
Hari ini nuansa politik mulai terdengar dan terlihat, dan pada momentum yang sama, pada tahun yang berbeda muncul lagi pertanyaan pertanyaan yang sama persis dengan 5 tahun yang silam " Harus Pilih Siapa" yang kemudian tidak hanya sekedar bercanda, yang kemudian tidak sekedar mengumbar janji, yang kemudian tidak sekedar beretorika tapi MEMBUKTIKAN CINTANYA kepada KITA? Dengan kerja kerja besarnya, dengan tindakan tindakan besarnya.
Cinta pada saya, kamu, kalian dan mereka ( rakyat) bukan berkata I LOVE YOU rakyat,,,tapi dengan kerja kerja besar dan tindakan tindakan besar yang membawa perubahan bagi MALAKA nan elok tercinta.
Pertanyaan yang sama pada tahun yang berbeda dan pada momentum yang sama ini harus di landasi pada NURANI yang berkata.
Sehingga siapapun figur kandidat yang akan terpilih dapat membawa perubahan bagi bumi kita dan menjadi kita (rakyat) sebagai pemegang kedaualatan tertinggi (Demokrasi)
Anak Muda Pilih Siapa?
Setiap individu umumnya Setiap pemilih punya persepsi politik yang berbeda, baik itu tua ataupun muda tentu punya persepsi yang berbeda. Persepsi yang berbeda itu yang jelasnya pilihan politikpun akan berbeda.
Anak muda memiliki yang suara yang sama, yang berjumlah 1 (satu) tapi pertanyaannya anak muda sebagai milenials harus pilih siapa? yang layak, tepat dan pantas memimpin malaka, rasionalitas dalam menilai dan melihat menjadi satu satunya cara untuk menentukan siapa pilihan politik.
Namun pada prinsipnya berbeda pilihan politik itu hal wajar, asalkan tidak saling membeda bedakan. Anak muda adalah insan intelektual yang mampu menilai, memandang cikal bakal figur, rekam jejak figur hingga ia tak salah menentukan pilihan. Karna, bagi anak muda jika salah menentukan pilihan maka 5 tahun kemudian barulah akan memilih dan menentukan lagi, maka kehati hatian dalam menentukan pilihan itu perlu.
Anak muda sebagai pemilih rasional
Anak muda adalah pemilih rasional, pemilih intelektual, juga insan demokratis yang mampu membedakan figur siapa yang layak dan pantas memimpin malaka. Sebab anak muda pahami dan bahkan tahu persis bahwa tanah malaka memiliki banyak sekali potensi di berbagi sektor, dan untuk mengembangkan potensi potensi yang di miliki, maka Malaka harus di pimpin oleh sosok pemimpin yang besar hatinya, besar pikirannya, besar gagasannya, tentu yang paling penting besar tindakannya, bukan hanya besar BICARANYA tapi tindakannya nihil.
Anak muda atau milenials yang kerap kali di kenal sesuai perkembangam zaman hari ini Adalah mereka mereka pemerhati demokrasi. Meski tidak semuanya tapi diyakini penulis bahwa di pundak anak mudalah perubahan di titipkan, tentu tidak terlepas dari suara dan pilihan politik bagi seorang kandidat yang nantinya akan memerintah. Dan tidak terlepas dari kawalan anak muda dan komponen masyarakat pada umumnya.
Anak muda adalah pemilih cerdas yang tentunya akan memilih dan mendukung berpijak pada kebenaran, keadilan dan kesejahteraan. Anak muda adalah pemilih cerdas yang mampu mengartikan definisi DEMOKRASI. Anak muda adalah pemilih cerdas yang memilih dan mendukung melihat pada kondisi hari ini, mungkin salah satunya adalah pengelolaan birokrasi pemerintahan.
Malaka dalam perspektif anak muda
Malaka adalah satu satunya daerah otonom baru yang baru memiliki satu orang pemimpin (pemimpin perdana) yang di sebut putra sulung yang menjadi yang pertama merasakan pahit manisnya, baik buruknya singgasana pemerintahan. Dan dalam perspektif anak muda yang tidak menutup kemungkinan dari penulis sendiri bahwa malaka adalah daerah dengan memiliki banyak sekali potensi di berbagai macam sektor, yang sampai hari ini masih pada proses mencari pemimpin yang pantas, tepat dan layak agar mampu mengembangkan dan melestarikan memberi atensi pada potensi potensi yang ada. Malaka adalah kabupaten baru yang masih berbenah, demi kebaikan bersama. Malaka hari ini di tuntut untuk kemudian dapat membawa perubahan bagi rakyatnya dari tangan nahkoda pertama hingga nahkoda nahkoda berikutnya, apakah mampu membawa perubahan yang di maksud? Harapan anak muda termasuk penulis, Malaka adalah kabupaten baru yang masih harus di benah, di rawat dan dijaga agar tidak di kotori oleh siapapun atau sistem, Malaka adalah kabupeten baru yang harus di bangun karakter manusianya, sebab pembangunan karakter akan menjadi mulus untuk pembangunan infrastruktur, sarana dan lainnya.
Siapa Pemimpin yang layak di mata anak muda.
Dimata anak muda juga penulis, bahwa malaka harus memiliki pemimpin yang layak tanpa masa kelam yang buruk, siapapun dia yang terpenting dan utama adalah mampu menaruh cinta, mampu memberi keadilan, mampu memberi perhatian penuh pada rakyat, bukan kepada satu etnis, satu kelompok ataupun satu keluarga. Anak muda berkata hentikan politik identitas jika ingin perubahan dirasakan.
Hemat penulis, pemimpin yang layak dan pantas memimpin malaka adalah ia yang siap menerima kritikan sebagai evaluasi dari rakyat terhadap kinerja. Kemudian ia atau siapapun yang nantinya terpilih mampu dan dengan besar hatinya jadikan kritikan itu sebagai bahan reflektif untuk kemudian di benahi jika memang ada yang salah. Dan ia mampu memimpin atau mengendalikan sistem tanpa konspirasi politik, dan mampu terhindar diri dari yang namanya koorporasi.
Konstelasi politik hari ini telah membuat kita mengerti, memahami bahwa perpolitikan yang saling mendiskredit, perpolitikan yang sangat tidak demokratis, sangat tidak fair, sangat tidak dewasa, dimana masing masing dari kita, yang mendukung figurnya harus saling menyerang hingga personal. Kita mengerti hal demokrasi seseorang tapi tidak harus saling mencaci, menghujat, dan saling membenci. Menurut penulis hal itu terjadi karna dampak dari perbedaan politik, namun dalam persepsi pemilih yang cerdas mampu menjadikan perbedaan politik itu menjadi satu keunikan tersendiri, menjadi satu kekayaan tersendiri, dan memang karna itulah seninya dalam berpolitik.
Saling Mencaci, membenci, menghina, mambabi buta, menyudutkan, menyerang antara satu dan yang lainnya bukanlah inti dari pesta demokrasi. Keberagaman berdemokrasi adalah ambang menuju perubahan malaka. Sebab demokrasi sebagai jembatan menuju perubahan, tapi bagaimana hal itu terjadi? Jika kita jadikan momentum pilkada untuk saling mencaci dan menghina, tak ada faedahnya sama sekali. Perbedaan politik mengharuskan kita untuk memilih dan mendukung tapi tidak harus mencaci dan menghina tapi marilah kita jadikan perbedaan itu sebagai satu kekuatan untuk mengawal perubahan untuk rakyat malaka, dan tentunya untuk kita sendiri.
Anak Muda Tolak Money Politic
Money politic atau politik uang adalah salah satu tindakan bobrok, tindak brutal yang harus di tolak oleh anak muda dan seluruh komponen pemilih. Politik uang menjadi cara terakhir oleh sang politisi demi meraih kekuasaan (asumsi penulis) untuk itu hindari dan tolak yang namanya politik uang demi peradaban demokrasi. Alasan konkrit kenapa harus tolak :
1. Pemimpin pada umumnya akan hitung hitungan dalam memberi (misalkan bantuan)
2. APBD di jadikan sumber dana melunasi hutang/pinjaman masa kampanye ( asumsi penulis)
2 hal asumsi penulis di atas menjadi dampak kenapa pembangunan lamban, mangkrak, bahkan tidak ada. 2 hal asumsi penulis di atas menjadi dampak kenapa saya, kamu, kalian dan mereka jauh dari kata sejahtera, maka katakan tidak!!! pada politik uang, maka katakan tolak!!! pada politik uang.
Substansi opini sederhana, dengan kata kalimat yang terbatas ini adalah : Bagaimana Saya, Kamu, Kalian, dan Mereka menentukan pilihan dan dukungan pada dia (konstestan pilkada) yang pantas, layak dan tepat. Bagaimana saya, kamu, kalian dan mereka mampu menciptakan pesta demokrasi yang demokratis, ciptakan politik yang dewasa dan cerdas. Bagaimana Saya, kamu, dia dan Mereka mampu ciptakan sistem politik kemanusiaan, politik kebangsaan demi peradaban citra demokrasi malaka.
" Politik Gagasan Menginspirasi Generasi"
" Politik Jabatan, Rakus Jabatan, membunuh masa depan Demokrasi"
Sekian dan Terima Kasih, semoga bermanfaat.
Buah Pikiran : Bung Yasintus Bara Bria
Mahasiswa Aktivis Gerakan Mahasiswa Malaka ( GEMMA) Kefamenanu.